Selasa, 21 Agustus 2012

Jalan Kecamatan Sirampog Rusak Parah, Siapa Peduli?

Jalan raya kecamatan sirampog rusak parah dimulai dari kantor kecamatan sirampog sampai ke pengasinan desa sridadi. Jalan propinsi yang menghubungkan kecamatan Bumiayu-Sirampog Brebes hingga Bumijawa Kabupaten Tegal yang menanjak tersebut rusak parah, banyak berlubang, dan menyempit. Hingga menyulitkan pengendara baik mobil maupun sepeda motor yang melintas. Sudah tak terhitung kendaraan yang terguling akibat nekad serta kurang perhitungan melintas tanjakan seperti yang sering terjadi di tanjakan pengasinan.

Aneh memang jalan seperti itu rusaknya termasuk dalam jalan propinsi. Kondisi jalan yang rusak parah menghambat perekonomian warga Kecamatan Sirampog yang sebagian besar bercocok tanaman sayur mayuran. Begitu pula sarana transportasi para pelajar serta pedagang menjadi terhambat. Sejumlah angkutan desa (Angkudes) sangat kesulitan ketika mulai menanjak jalan dengan kondisi jalan yang rusak parah...
Kapankah jalan Bumiayu-Sirampog dapat segera diperbaiki? Seharusnya ada perhatian dari Pemda dan Pemprov untuk segera memperbaiki kondisi jalan yang sungguh sangat tidak layak. Pemda dapat mencontoh wilayah Tegal dan wilayah Banyumas yang jalannya bagus hingga memasuki wilayah pedesaan. 

Jumat, 20 Juli 2012

Si Bolang Dari Kecamatan Sirampog


Si Bolang Sirampog merupakan salah satu episode dari acara Si Bolang (Bocah Petualang) yaitu suatu program berupa kisah-kisah petualangan anak yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia ini. Tentunya, sahabat semua sudah tahu dan sering juga nonton acara Si Bolang ini. Tayangan Si Bolang, menurut saya sangat bermanfaat sekali untuk ditonton oleh masyarakat umum, apalagi untuk anak-anak, karena dapat menumbuhkan kembali rasa cinta dari anak-anak kepada lingkungan dan kebudayaannya. Sirampog, yang memiliki potensi alam luar biasa, dengan pemandangan alamnya yang begitu indah, awal bulan Januari kemarin kedatangan tamu spesial dari kota, yaitu kru dari acara Si Bolang. Yups, kali ini Si Bolang akan berpetualang di Sirampog. 


Panorama alam yang dimiliki Sirampog mencoba untuk diperkenalkan ke dunia luar melalui program tayangan Si Bolang dengan bertajuk Si Bolang Sirampog. Wilayah Brebes Selatan memang memiliki potensi alam yang luar biasa. Setelah sebelumnya, dua potensi alam yang ada yaitu Perkebunan Teh Kaligua dan Waduk Penjalin, berhasil diekspos dalam acara Harmoni Alam (acara masak-memasak dengan setting berupa alam yang tayang di salah satu TV Swasta, saudaranya stasiun TVnya si Bolang), kali ini giliran Sirampog yang unjuk gigi. :D
 Melalui tayangan Si Bolang Sirampog ini, sahabat akan diajak lebih dekat lagi mengenal sisi lain dari Sirampog. Si Bolang ini, sahabat bisa merasakan sensasi lain dari Sirampog. Pesona Curug Putri, Mata Air Kaligiri, yang sebelumnya sudah saya paparkan di blog ini, dapat sahabat lihat nanti videonya di acara Si Bolang Sirampog. Untuk kapan waktu tayangnya di TV, saya juga belum tahu kapan pasti tanggal tayangnya. Tapi menurut tim Si Bolang, nanti kalau akan tayang di TV, kami warga Sirampog akan diberi tahu sebelumnya. Sehingga dengan itu, saya pun akan mudah mengabarkan kepada para sahabat kalau saja si Bolang Sirampog akan tayang di TV. Pokoknya pantengin aja terus deh acara Si Bolang. Sumber : [mabrurisirampog]

Rumput Gajah Menjaga Keutuhan Debit Mata Air Kaligiri


Untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan ketersediaan air bersih di sejumlah sumber mata air dilakukan dengan penanaman rumput gajah. Langkah itu merupakan salah satu upaya dalam pembangunan sabuk hijau di sekitar sumber air bersih, antara lain di sumber mata air Kaligiri yang dilakukan PDAM IKK Tonjong bekerjasama dengan LMDH Kaligiri Kecamatan Sirampog.
Beberapa dampak positif atas terbentuknya sabuk hijau, bahkan masyarakat turut merasakan secara langsung. Dari sisi ekonomis, peternak akan dapat meningkatkan potensi ternak terutama kambing maupun sapi. Sementara bagi petani rumput gajah, bisa menjual hasil tanamannya ke peternak Selain itu lanjut dia, dengan terbentuknya sabuk hijau juga akan membawa dampakk ekologis. Di mana pada musim kemarau debit di sumber mata air stabil bahkan mengalami peningkatan. Kondisi ini dilihat dari semula hanya 25 liter per detik, sekarang menjadi 35 liter perdetik. Sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar sumber mulai mengalami peningkatan aliran air. Peningkatan tersebut secara langsung menambah suplay air ke PDAM Tonjong.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam tersebut, saat ini mulai menjalar ke desa lain seperti Sridadi, Dawuhan dan Batursari. Saat ini para petani di sana melakukan hal yang sama, yakni menanam rumput gajah. Namun demikin kondisi ini  bukan tanpa masalah. Tingginya populasi rumput gajah, diperlukan media sebagai out put. Padahal populasi ternak di wilayah tersebut masih cukup kurang. Selain itu, juga belum adanya teknologi tepat guna yang diharapkan dapat digunakan untuk pengolahan rumput gajah menjadi bahan baku lain secara mandiri. Untuk permasalahan ini, kita masih mengharapkan bantuan dan peran serta pemkab.

Petani Kaligiri Kembangkan Rumput Gajah Untuk Ternak



Penanaman rumput gajah di sekitar kawasan mata air Kaligiri Desa Kaligiri, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah, selain untuk menjaga kelestarian mata air tersebut, juga telah meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Ketua kelompok tani Karya Makmur, Sopani mengatakan, budidaya rumput gajah di kawasan hutan Perhutani khususnya di sekitar mata air Kaligiri, telah banyak memberikan manfaat yang banyak bagi warga. Warga menjadikan rumput gajah sebagai pakan domba ternaknya, sehingga ternaknya bisa terus berkembang biak dengan baik.
"Warga makin bergairah mengembangkan ternak dombanya," ujarnya kepada PanturaNews.Com, Rabu 18 April 2012.
Menurutnya, saat ini setiap warga anggota kelompok tani Karya Makmur rata-rata memiliki domba 20 ekor, bahkan ada yang mencapai lebih dari 50 ekor. Domba-domba tersebut bisa tumbuh sehat setelah diberi makan rumput gajah. "Pertumbuhan domba yang memakan rumput gajah sangat bagus dan sehat," kata Sopani. Selain itu, kelsetarian hutan pinus milik Perhutan juga terjaga dengan penanaman rumput gajah. Saat turun hujan tidak lagi terjadi erosi dan banjir lumpur yang sebelumnya sering terjadi kini tidak lagi.
"Setelah ditanami rumput gajah tidak lagi erosi dan tidak ada banjir lumpur ketika turun hujan," ungkap Sopani.
Dikatakan, penanaman rumput gajah di kawasan hutan bermula dari bantuan PDAM Brebes yang selama ini mengelola sumber mata air Kaligiri untuk memasok kebutuhan pelanggannya di wilayah Kecamatan sirampog dan Kecamatan Tonjong. Setelah dirasakan manfaatnya, penanaman rumput gajah juga lebih diperluas hingga ke Desa Batursari.
"Penanaman rumput gajah sekarang sudah lebih luas, bukan hanya di sekitar mata air saja," ucap Sopani.
Selain itu, pihak PDAM juga memberikan bantuan stimulan untuk warga anggota kelompok tani. Domba bantuan tersebut harus bergulir dengan sistim gaduh. "Domba banyak dari bantuan PDAM Brebes," kata sopani.
Sementara itu, Pimpinan PDAM Unit IKK Tonjong, Muflikhin ST ketika ditemui mengatakan, bantuan berupa budidaya rumput gajah dan dan bantuan domba diberikan untuk warga petani di sekitar kawasan sumber mata air Kaligiri, merupakan bagian dari kepedulian PDAM pada warga. Tujuannya agar warga juga ikut bertanggungjawab dalam manjaga kelestarian hutan dan mata air.
"Kita inign ajak warga untuk menjaga kelsetarian alam," ujarnya.
Hasilnya, kini mata air Kaligiri debitnya meningkat yang semula 25 liter perdetik kini bisa mencapai 35 liter perdetik. Kerusakan hutan juga dapat dicegah dengan penanaman rumput gajah. "Seperti yang diungkapkan oleh masyarakat, sekarang tidak ada lagi erosi dan banjir lumpur saat hujan," kata Muflikhin.

Pemandian Air Panas Guci


Guci adalah nama sebuah desa dengan potensi wilayah di sektor pertanian dan pariwisata. Kawasan wisata Guci berada di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang berada 1050 m diatas permukaan laut dan tepat berada di kaki Gunung Slamet. Akses menuju kawasan dengan suhu 200C ini sudah bisa kamu jangkau dengan kendaraan pribadi. Namun, kamu harus berhati-hati dalam mengemudi karena jalan menuju Guci berkelok-kelok disertai tanjakan yang terjal. Untuk menuju sana akan memakan waktu sekitar satu jam dari Yomanik. Namun, jika kamu datang tepat hari raya atau hari libur panjang, jangan berharap waktu tempuh sekitar dua jam, karena jalan menjadi macet akibat antrian kendaraan yang sangat panjang. Selama perjalanan menuju Guci, kamu akan disuguhi panorama alam nan indah dan udara segar. 
Bentangan warna hijau dari hutan pinus dan sayuran segar yang menghiasi bukit-bukit, mungkin bisa menghilangkan penatmu. Sebelum memasuki kawasan Guci, kamu akan dipungut karcis masuk Rp. 3.100,00 per orang. Banyak hal yang bisa ditemui jika sudah berada di Guci, jadi kamu tak perlu risau selama di sana. Apabila ingin bermalam di Guci, fasilitas penginapan seperti vila sudah tersedia. Untuk vila dengan fasilitas dua kamar dengan kamar mandi yang dilengkapi air panas, kamu hanya merogoh kocek Rp. 250 ribu per malam. Jangan lupa membawa baju hangat atau sweater tebal jika ingin bermalam di Guci, karena suhu di malam hari bisa mencapai 180C.
Kawasan wisata Guci sedang dikembangkan konsep agrowisata, kamu bisa memetik strawberry sendiri sesuai dengan pilihan. Namun konsep agrowisata di sana masih sangat sederhana. Strawberry bisa peroleh dengan harga Rp. 30 ribu hingga Rp. 35 ribu per kilo. Selain strawberry dan nanas, ada buah menarik di Guci, yaitu terdapat buah Pepino. Pepino di Guci bisa dibilang baru. Harga per kilo buah ini Rp. 15 ribu. Pepino mempunyai rasa seperti buah melon dengan ukuran buahnya seperti buah sawo. Warna Pepino hijau dan ungu seperti terong. Untuk mendapatkan buah ini masih sangat sulit, hal ini disebabkan jumlah produksi Pepino untuk daerah Guci masih rendah. Hanya beberapa petani saja yang mengembangkan buah ini.